Thursday, October 09, 2008

Pencobaan

     Teman2, mengapa tema pencobaan terasa begitu menarik saat diangkat ke meja khotbah atau dibawa sebagai bahan renungan? ( Beda dengan tema tentang berkat atau yang lain seperti saat teduh, doa, atau pujian dan penyembahan ) Ini jelas karena pencobaan dan ujian adalah hal yang paling sering terjadi dalam hidup kita dan banyak merusak kehidupan kita (baik secara jasmani maupun rohani)


     Satu hal yang perlu kita tahu dan kita pahami bersama adalah bahwa pencobaan adalah batu loncatan untuk melakukan banyak hal baik, bukannya hal buruk. (Catat, dan tanamkan dalam2 dalam hati dan pikiran!)


     Pencobaan hanya membiarkan kita memilih apakah kita akan berbuat baik atau berbuat dosa. Pencobaan tidak memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Memang hal baik apa yang bisa kita lakukan dengan adanya pencobaan dalam hidup kita? Ternyata, Tuhan justru mengijinkan pencobaan untuk memberi kesempatan pada kita untuk bertumbuh melalui pencobaan tersebut, karena saat kita bisa mengakomodasi pencobaan tersebut, kita menjadi lebih serupa lagi dengan Kristus.

     Apa yang ditumbuhkan? Baca Galatia 5 : 22 – 23 (22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.)

 

Cara kerja Pencobaan:

     Pencobaan sering memakai situasi yang membuat kita tergoda untuk melakukan tindakan yang berlawanan dari buah Roh yang ingin dikembangkan Tuhan dalam diri kita.

     Misal: Tuhan ingin membuat kita memiliki penguasaan diri, maka kita akan ditempatkan di lingkungan yang membuat kita cepat marah, cepat emosi, dll. Kalau kita gagal menghadapi pencobaan itu, dosa adalah jalan keluar kita. Tapi kalau kita berhasil melewati pencobaan tersebut, maka penguasaan diri kita akan semakin baik. Apa yang masih kurang di hidup kita, itulah yang ingin Tuhan kembangkan dalam hidup kita.


     Mungkin teman2 ada yang merasa sepertinya hidup kita ini jadi sejenis permainan RPG yang intinya tentang meningkatkan skill2 dan level kita. memang benar. Teman saya yang suka main game RPG mengatakan bahwa jika kita ingin skill kita meningkat, karakter yang kita pakai harus sering2 melakukan random battle dengan monster2 yang ada di mana2. Semakin susah monster yang dihadapi, semakin besarlah point experience yang didapatkan untuk meningkatkan skill2 karakter yang mereka pakai. Itulah hidup kita. Tinggal pilihan kita, apakah kita bertumbuh atau tetap berkubang di dalam dosa.


     Ada 4 langkah iblis dalam menjerat kita:

a.    Mengenali keinginan dalam hati kita. Pencobaan banyak berasal dari diri sendiri (pikiran), bukan dari sekeliling kita (keadaan). Baca Markus 7 : 21 – 22.

b.   Iblis kemudian membuat kita meragukan Firman Tuhan.. Contoh: “Merokok ‘kan gak ada di Alkitab..”,dll.

c.    Iblis juga memakai tipu daya untuk memikat kita ke dalam dosa. Itu jurus utamanya…

d.   Terakhir, berujung pada ketidaktaatan kita.

 

Mengalahkan Pencobaan

  1. Kenali pola pencobaan kita

     Akan ada saat-saat dimana kita menjadi sangat mudah untuk dicobai, entah itu saat kita sendiri, bersama teman kita, sedang di kamar, sedang di kampus, sedang bersama adik kita, sedang memikirkan apa, atau situasi apapun juga. Saat kita mengerti bahwa itu adalah pola yang membuat kita sering dicobai, kita bisa menyiapkan diri untuk menghindari situasi2 tersebut.

 

  1. Menyadari kerentaan kita

     Kita harus menyadari bahwa kita ini lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi pencobaan yang siap menerkam kita. Jangan pernah menantang pencobaan, tapi jauhilah kemungkinan kita terkena pencobaan (Amsal 14:16)

 

  1. Minta pertolongan Allah

     Ya, jangan pernah kita ini merasa kuat melawan pencobaan itu sendiri. Ini kesalahan mendasar yang sering sekali kita lakukan. Kita harus mengenali kelemahan2 kita dan berusaha menyerahkan (bukan pasrah) kepada Tuhan. Allah akan memberi kekuatan saat umat-Nya menghadapi cobaan dan ujian. (Filipi 4 : 13)

 

  1. Pusatkan perhatian kita pada sesuatu yang lain

     Satu kesalahan paling umum yang sering kita lakukan saat kita menghadapi cobaan adalah kita justru memperkuatnya. Kok bisa?

     Saat makan banyak menjadi hal yang ingin kita hilangkan, kita sering menekankan pada diri kita dengan kata2: “Aku gak lapar…”, “Aku harus diet!”,dsb. Tahukah teman2 bahwa tindakan itu justru semakin memperkuat cobaan tersebut dalam hidup kita. Rick Warren, penulis buku Purpose Driven Life menuliskan “Semakin banyak Anda memikirkan sesuatu, semakin kuat hal tersebut menguasai Anda.”

     Contoh lain, saat seorang WL mengatakan berulang2 pada dirinya, “Jangan gugup!”, itu justru akan membuat dirinya semakin gugup. Betul? Namun saat dia tidak memikirkannya, dia akan baik2 saja.

 

  1. Ungkapkan pergumulan kita pada seorang teman yang saleh atau kelompok yang mendukung

     Ya, berkuda eh, berdua lebih baik daripada seorang diri… (Pengkhotbah 4 : 9 – 10) 9 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. 10 Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!)

     Saat kita sendirian di kegelapan, pikiran-pikiran jahat akan menjadi lebih kuat dan lebih besar menguasai pikiran kita. Namun saat kita sering menggumulkannya bersama satu/beberapa teman dekat ataupun dalam satu komunitas tertentu, kita akan mendapat kekuatan.

     Ada dua alasan yang membuat kita enggan bercerita kepada orang lain mengenai pencobaan yang kita alami. Apakah itu, itu adalah:

a.       Rasa malu kalo ketahuan ternyata hidup kita sering dicobai (dan kelihatan banyak masalah).

Dicobai bukanlah berarti bahwa kita berbuat dosa. Kita berbuat dosa kalo sudah jatuh di dalamnya. Untuk kita yang berkelamin cowok, seringkali rasa malu itu terasa begitu besar dan membuat kita malu untuk menceritakannya pada orang lain, apalagi kepada teman cewek. Itu adalah tipu daya iblis. WASPADALAH!

Yang benar adalah, saat kita menceritakannya pada orang lain, kelegaan dan kelepasan yang luar biasa lah yang kita alami.

b.      Merasa orang lain tak bisa memahami pencobaan yang kita alami

Tidak salah bahwa tiap orang mendapat pencobaan yang unik pada diri meraka. Namun bukan berarti mereka tidak bisa mengerti perasaan kita. Semua orang berada dalam keadaan yang sama, yaitu dicobai!

Tidak ada pemberhentian pencobaan sampai kita serupa dengan Kristus.

 

  1. Lawan Iblis

     Ya, melawan iblis adalah cara paling efektif menjagai kita dari pencobaan. Sesuai yang Kristus ajarkan pada kita, jangan mengajak iblis untuk berdebat. Kecil sekali (bahkan nyaris tidak ada) kemungkinan kita untuk menang berdebat dengan iblis. Iblis sudah melatih ilmu berdebatnya ribuan tahun lamanya. Bahkan, ia menang dalam debat pertamanya di taman Eden.

     Kristus mengajar kita untuk memakai Firman Tuhan dalam mengalahkan iblis. Itu yang Dia lakukan saat iblis mencobai Dia di padang gurun. Yesus selalu mengatakan: “Ada tertulis..”. Efesus 6:17 mengatakan bahwa pedang kita dalam peperangan rohani adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah instrumen utama kita dalam mengalahkan iblis. Hafalkan ayat-ayatnya! Tidak ada prajurit yang selalu pulang dahulu untuk mengambil peluru karena dia tidak membawa cadangan sama sekali. Bawalah cadangan peluru Firman Tuhan yang banyak dengan membiasakan diri kita untuk menghafal ayat2 Alkitab.

 

Akhir kata, semoga tetap kuat dan perkasa dalam menghadapi pencobaan dalam kehidupan masing-masing kita. Allah beserta kita semua!

 

FIGHT the FIGHT!! (Kutipan dari Nindyo S.)

 (Bahan Renungan Persekutuan Gospel 09 - 10 - 2008)

2 comments:

Anonymous said...

Mantap Bos...End Enak di bacanya..

Daniel Kurniawan said...

Waduh... mulai keliatan bakat kotbah! Seeep! Mantap!

Jalanmu terbuka lebar pak, ada ribuan jalan ke Roma, tapi hanya SATU jalan, ingat, SATU JALAN, ke SORGA 'en SAAT.... hehehe...

my personality....

Click to view my Personality Profile page